Data terbaru menunjukkan bahwa pedagang di dark web sedang dengan cepat beradaptasi terhadap tindakan penegakan hukum Telegram terhadap platform perdagangan ilegal. Meskipun Telegram telah memblokir Huione Guarantee yang terlibat dalam transaksi senilai 27 miliar dolar dan menutup ribuan saluran terkait, tampaknya hal ini tidak efektif dalam mengekang aktivitas perdagangan di dark web.
Laporan terbaru dari lembaga analisis blockchain Elliptic mengungkapkan tren menarik: pedagang dark web hampir tanpa hambatan berpindah dari Huione ke platform pesaingnya Tudou Guarantee. Proses perpindahan ini sangat cepat, yang mengejutkan.
Data menunjukkan bahwa setelah Telegram mengambil tindakan, aliran masuk USDT di platform Huione (sebuah stablecoin yang sering digunakan dalam perdagangan cryptocurrency) turun drastis, hampir mendekati nol. Namun, pada saat yang sama, platform Tudou menunjukkan tren yang sepenuhnya berlawanan. Platform ini tidak hanya menggandakan jumlah penggunanya, tetapi juga aliran masuk dananya cepat pulih, bahkan mencapai tingkat sebelum Huione diblokir.
Fenomena ini menyoroti kompleksitas dan ketahanan dalam memberantas aktivitas perdagangan di dark web. Meskipun otoritas penegak hukum dan operator platform terus berusaha, pedagang di dark web tampaknya selalu menemukan tempat baru untuk bersembunyi. Dilema pengawasan yang mirip dengan permainan 'godok' ini jelas memberikan tantangan besar bagi regulator global.
Menghadapi situasi ini, para ahli industri menyerukan penerapan strategi pengawasan lintas platform yang lebih komprehensif dan terkoordinasi. Mereka percaya bahwa hanya mengandalkan langkah-langkah pemblokiran dari satu platform saja tidaklah cukup, perlu dibangun mekanisme pengawasan yang efektif dalam cakupan yang lebih luas untuk benar-benar mengekang penyebaran aktivitas perdagangan di dark web.
Saat 'permainan kucing-dan-tikus' ini berlanjut, kami tidak bisa tidak bertanya: bagaimana Anda menemukan keseimbangan antara melindungi privasi pengguna dan memerangi aktivitas ilegal di era digital? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin berdampak besar pada arah pengembangan Internet di masa depan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
6
Bagikan
Komentar
0/400
GlueGuy
· 06-24 01:52
Regulasi tidak dapat mengikuti kecepatan penipuan~
Lihat AsliBalas0
BearMarketSage
· 06-24 01:51
Hmph, trader seperti aliran air.
Lihat AsliBalas0
NFTFreezer
· 06-24 01:43
Satu gelombang turun ke nol, satu gelombang lagi naik. Main apa ini?
Lihat AsliBalas0
LiquidationWatcher
· 06-24 01:40
Mana bisa selesai?
Lihat AsliBalas0
PebbleHander
· 06-24 01:39
270 miliar meter saja tidak bisa ditangani.
Lihat AsliBalas0
fren.eth
· 06-24 01:25
Tertawa sampai mati RATS mengerti cara bermain lubang.
Data terbaru menunjukkan bahwa pedagang di dark web sedang dengan cepat beradaptasi terhadap tindakan penegakan hukum Telegram terhadap platform perdagangan ilegal. Meskipun Telegram telah memblokir Huione Guarantee yang terlibat dalam transaksi senilai 27 miliar dolar dan menutup ribuan saluran terkait, tampaknya hal ini tidak efektif dalam mengekang aktivitas perdagangan di dark web.
Laporan terbaru dari lembaga analisis blockchain Elliptic mengungkapkan tren menarik: pedagang dark web hampir tanpa hambatan berpindah dari Huione ke platform pesaingnya Tudou Guarantee. Proses perpindahan ini sangat cepat, yang mengejutkan.
Data menunjukkan bahwa setelah Telegram mengambil tindakan, aliran masuk USDT di platform Huione (sebuah stablecoin yang sering digunakan dalam perdagangan cryptocurrency) turun drastis, hampir mendekati nol. Namun, pada saat yang sama, platform Tudou menunjukkan tren yang sepenuhnya berlawanan. Platform ini tidak hanya menggandakan jumlah penggunanya, tetapi juga aliran masuk dananya cepat pulih, bahkan mencapai tingkat sebelum Huione diblokir.
Fenomena ini menyoroti kompleksitas dan ketahanan dalam memberantas aktivitas perdagangan di dark web. Meskipun otoritas penegak hukum dan operator platform terus berusaha, pedagang di dark web tampaknya selalu menemukan tempat baru untuk bersembunyi. Dilema pengawasan yang mirip dengan permainan 'godok' ini jelas memberikan tantangan besar bagi regulator global.
Menghadapi situasi ini, para ahli industri menyerukan penerapan strategi pengawasan lintas platform yang lebih komprehensif dan terkoordinasi. Mereka percaya bahwa hanya mengandalkan langkah-langkah pemblokiran dari satu platform saja tidaklah cukup, perlu dibangun mekanisme pengawasan yang efektif dalam cakupan yang lebih luas untuk benar-benar mengekang penyebaran aktivitas perdagangan di dark web.
Saat 'permainan kucing-dan-tikus' ini berlanjut, kami tidak bisa tidak bertanya: bagaimana Anda menemukan keseimbangan antara melindungi privasi pengguna dan memerangi aktivitas ilegal di era digital? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin berdampak besar pada arah pengembangan Internet di masa depan.